- Mengapa orang tua tidak mengajarkan anak usia 10 tahun untuk menyetir mobil?
- Mengapa kendaraan roda dua tidak boleh masuk ke jalan tol?
- Mengapa perusahaan memberikan upah pegawai tidak langsung dalam jumlah fantastis?
Jawaban dari semua pertanyaan di atas adalah karena semuanya mempertimbangkan aspek kelayakan. Anak usia 10 tahun belum layak untuk membawa kendaraan roda empat. Emosinya belum stabil, belum memahami arti dari sebuah keselataman, belum mampu membedakan menyetir untuk sampai dengan selamat dengan menyetir untuk terlihat hebat. Sehingga banyak kasus kecelakaan lalu lintas adalah karena anak-anak yang belum saatnya menyetir mobil difasiltiasi oleh orang tuanya melakukan itu. Hasilnya adalah kecelakaan. Mungkin tidak hanya anak-anak, bahkan banyak juga orang dewasa yang kelihatannya belum layak menyetir mobil.
Hal yang sama pun terjadi dalam kesuksesan bisnis. Semua proses dan aktivitas bisnis yang Anda baca dari awal paragraf sampai akhir paragraf dari tulisan ini adalah salah satu bagian dari puzzle-puzzle kesuksesan yang harus Anda jalani. Hampir mustahil ada orang yang sukses dalam hitungan hari kecuali dia mendapatkan lotre. Itu pun bukan disebut sukses tapi sedang beruntung saja atau sedang diberikan kemenangan oleh para bandar. Kesuksesan bisa diraih bertahun-tahun bahkan bisa puluhan tahun dari setiap proses yang mereka jalani. Semua orang mengumpulkan puzzle kesuksesan masing-masing, termasuk saya.
Seorang CEO perusahaan startup yang proposalnya ditolak untuk didanai ketika pitching berkali kali di depan investor bisa jadi karena memang bisnisnya belum layak saat itu untuk didanai. Bisa jadi karena bisnisnya memang belum layak atau bisa jadi memang investornya yang Harus menempuh serangkaian proses bisnis supaya menjadi layak. Sekarang pertanyaannya adalah, ketika Anda sudah sedemikian rupa menjalani bisnis tapi kenapa belum terlihat hasilnya? Tidak perlu sampai menyalahkan takdir. Ini bisa dibenahi dengan semakin memperbanyak cara untuk memantaskan diri Anda menjadi sukses.
Sayangnya, banyak yang terjadi saat ini adalah anak-anak muda tidak sabar dalam berproses. Inginnya serba instan. Hari ini bisnis kalau bisa besok harus kaya raya. Bahkan dalam urusan wealth accumulation, tidak hanya generasi Z yang lahir ketika teknologi sudah berkembang pesat, generasi Y dan X masih banyak yang kurang sabar dalam berproses. Orang-orang jaman dulu dengan pekerjaan biasa-biasa saja tapi bisa memiliki sawah begitu banyak, lahan yang begitu luas. Berbeda dengan generasi sekarang yang terlalu cepat ingin mendapatkan validasi dari eksternal sehingga uang yang dimiliki digunakan untuk belanja sesautu yang tidak produktif, bahkan cenderung hanya untuk pengakuan saja.
Pada akhirnya, kegagalan-kegagalan dalam mengumpulkan puzzle kesuksesan menuju kepada lahirnya generasi sandwich. Perlu Anda ketahui bahwa generasi sandwich merupakan istilah yang menggambarkan seseorang yang harus menanggung generasi lain. Setidaknya yang harus menjadi tanggungan adalah dirinya sendiri, anaknya, dan orang tuanya. Jika siklus dari generasi sandwich ini tidak dipotong maka akan menjadi sebuah endless loop. Terus berputar tanpa ujung. Disinilah salah satu peran Anda untuk memutus lingkaran tersebut sehingga Anda tidak akan menjadi beban bagi anak-anak Anda nanti. Anda harus sukses dalam berbisnis, jangan bermalas-malasan, nikmati semua proses yang muncul, tambahkan lagi kuota sabar Anda, pahami setiap sudut dalam bisnis Anda dengan analisis SWOT sehingga suatu saat Anda akan layak menjadi orang sukses.