Untuk menjelaskan bahwa satu bisnis bisa menjalankan lebih dari satu model bisnis, contoh yang lebih dekat dan akrab dengan orang Indonesia adalah gojek. Awal mula gojek didirikan adalah untuk menyelesaikan masalah mobilisasi atau perpindahan orang. Dahulu kala, sebelum ada gojek, orang menggunakan ojek pangkalan sebagai model transportasinya. Tapi, ojek pangkalan memiliki beberapa kelemahan, yaitu ongkosnya yang tidak terstandar dan untuk menggunakan jasa ojek pangkalan tersebut, pengguna harus bergerak menuju pangkalan ojek terlebih dahulu. Kemudian gojek datang dan memberikan pengguna pilihan dengan keuntungannya adalah ongkos terstandar dan sudah diketahui oleh pengguna layanan sebelum deal menggunakannya serta pengguna layanan tidak perlu datang ke pangkalan, gojek nya sendiri yang datang ke tempat dimana pengguna berada.
Setelah kekurangan ojek pangkalan diatasi oleh gojek, ternyata muncul model bisnis baru dari gojek, yaitu gofood. Pengguna aplikasi gojek hanya tinggal memilih menu makanan lalu klik order, tunggu beberapa saat, makanan pun tiba tanpa harus penggunanya datang ke restoran langsung. Lebih lanjut lagi, gojek mengembangkan sebuah system yang dinamakan dengan gopay. Gopay merupakan dompet digital yang berfungsi untuk alat pembayaran bagi mereka yang melakukan transaksi melalui patform gojek. Tapi, saat ini gopay sudah seperti menjadi payment gateway dari berbagai platform online yang memerlukan transaksi secara online.
Teknik menjalankan lebih dari satu model bisnis seperti gojek sebetulnya bisa juga dilakukan oleh UKM. Syaratnya adalah harus tetap mempertimbangkan aspek kelayakan dari model bisnis tersebut. Biasanya perusahaan menjalankan lebih dari sati model bisnis karena beberapa hal. Pertama adalah untuk tujuan ekspansi. Model bisnis pertama yang sedang dia jalankan sudah memberikan revenue yang bagus untuk perusahaan sehingga perusahaan sangat perlu untuk menjalankan model bisnis selanjutnya dalam rangka memperluas market size dan meningkatkan revenue perusahaan dari segmen yang baru dan berbeda dari sebelumnya. Kedua, tujuan perusahaan atau pengusaha menjalankan bisnis model lebih dari satu adalah untuk menemukan model bisnis yang paling tepat untuk usahanya. Bisa jadi setelah mendapatkan model bisnis yang tepat, kemudian pengusaha melakukan take down mode bisnis yang dia rasa tidak memberikan banyak manfaat untuk usahanya.
Perlu diingat bahwa bisnis itu bukan pertandingan sepak bola yang aturannya sangat ketat. Bisnis itu adalah game yang aturannya bisa kita sesuaikan sedemikian rupa sehingga bisnisnya tetap berjalan, tetap eksis dalam waktu yang sangat lama. Pengaturan ini tentu dengan tidak mengesampingkan etika bisnis dan aturan hukum yang berlaku di negara Indonesia. Dengan kata lain, bisnis itu harus lebih adaptif, bukan harus konservatif dan lembam terhadap perubahan-perubahan dalam dunia bisnis.