Tips memilih sektor bisnis supaya tidak mendapatkan banyak hambatan kedepannya adalah pertama, Anda harus paham sektor bisnis tersebut. Produknya seperti apa, cara jualnya bagaimana, pasarnya mudah untuk diakusisi atau tidak, dan harganya apakah cocok dengan modal Anda. Kedua adalah model bisnis seperti apa yang akan Anda jalankan di sektor usaha tersebut. Apakah dengan berjualan retail dengan kata lain Anda akan memposisikan diri sebagai reseller produk, atau apakah Anda memiliki banyak modal usaha yang mungkin Anda tidak cukup dan tidak puas hanya seagai reseller saja, Anda ingin menjadi distributor. Itu harus mulai Anda pikirkan dan tentukan. Ketiga, Anda harus melihat apakah Anda bisa mendapatkan profit yang tebal dari produk-produk di sektor tersebut atau hanya mendapatkan profit yang tipis. Poin ini sangat penting mengingat bahwa semakin besar profit maka semakin besar peluang Anda untuk bisa memperbesar skala bisnis Anda. Keempat adalah passion Anda dimana, bisa jadi Anda adalah seorang yang senang fashion sehingga nanti pasti tidak akan pernah bosan untuk tetap konsisten berjualan produk-produk fashion.
Ah, ko ribet betul ya mau buka usaha. Sebetulnya tidak ribet, yang saya sampaikan adalah formula umum ketika orang mau berbisnis. Selalu ingat slogan pebisnis pemula bahwa memulai bisnis itu harus segera tapi dalam menjalankan bisnis itu harus dipikirkan. Tidak bisa Anda buka usaha hanya bermodal segera dilakukan, tanpa ada perhitungan. Atau Anda keliru juga jika terus menerus berpikir tapi tidak ada aksi yang nyata. Ini keliru. Tapi, setidaknya, saya adalah tipe pebisnis yang juga mengedepankan rencana dibandingkan hanya bermodal tergesa-gesa. Dan saya kira semua pengusaha akan melakukan hal yang sama.
Pada poin ketiga di atas, perlu kita ingat bersama bahwa bisnis yang baik itu harus memiliki tiga syarat penting. Pertama adalah dia harus profitable, kedua dia harus scalable, dan ketiga bisnis itu harus sustainable. Profitable artinya bisnis atau usaha yang sedang Anda jalankan itu harus menghasilkan keuntungan, semakin tebal profitnya semakin bagus untuk Anda dan bisnis Anda. Sebaliknya, semakin kecil profitnya, semakin sulit Anda bisa melakukan ekspansi bisnis kedepannya. Scalable artinya bisnis Anda harus bisa diperbesar skalanya, harus bisa ditingkatkan, harus bisa ekspansi. Sementar sustainable adalah bisnis Anda harus langgeng, harus bisa bertahan dan dipertahankan terus-menerus.
Pertanyaannya adalah, boleh tidak saya berbisnis tapi bisnis saya hanya dapet profit saja, karena susah untuk di scale-up menjadi bisnis yang lebih besar lagi. Jawaban saya adalah boleh. Silahkan. Tidak ada aturan yang melarang Tindakan Anda. Karena memang tujuan utama bisnis adalah mendapatkan keuntungan, mendapatkan profit. Seperti contoh yang jual produk racun cicak di atas. Contoh bisnis tersebut sulit untuk diperbesar skalanya, tapi ketika profitnya besar, bahkan bisa sampai ratusan juta, kenapa tidak untuk mempertahankan bisnis tersebut.
Yang tidak boleh dilakukan adalah Anda menjalankan sebuah bisnis dengan harapan bisa terus menerus diperbesar tapi ternyata tidak ada profitnya. Anda keluar uang banyak untuk biaya ekspansi bisnis tapi Anda rugi terus. Ini yang salah. Harus ada general check-up pada bisnis Anda. Pasti ada yang keliru dan perlu diperbaiki. Minimal dua syarat utama dalam bisnis harus terpenuhi, yakni profitable dan sustainable. Artinya bisnis Anda tidak bisa dibuat lebih besar, tapi Anda tiap bulan untung terus dengan profit yang lumayan dan bertahan selama bertahun-tahun. Bahkan mungkin bisnis Anda bisa diwariskan ke anak Anda. Kalau hanya profitable saja sayang. Anda hanya mendapatkan keuntungan sesaat saja, tidak bertahan lama. Bisnis Anda kemudian selesai, dan Anda harus membuka bisnis baru untuk bsia mendapatkan profit.
Perusahaan yang bergerak di bidang e commerce besar di Indonesia sekalipun, meskipun bertahun-tahun belum mendapatkan profit, tapi tetap saja dalam blue print perusahaannya pasti ada masa kapan mereka harus mulai ambil profit dari bisnisnya. Tidak akan bisa terus menerus mengandalkan modal dari aktivitas financing investor.